Menulis secara langsung selama 5 menit itu serasa mengeluarkan semua yang ada didalam pikiran kita.
Coba aj kalau kita sedang galau banyak masalah, kesel sama pacar kalau dituangkan langsung dengan menulis, setelah nya serasa plong. Entah apa yang ditulis yang penting semua beban hilang.
Saya punya hobi menulis dairy dari semenjak kelas 3 SD. Disaat dairy itu dibaca kembali setelah beberapa lama, kata-katanya aneh sekali hehehe.. Orang tertutup seperti saya lebih enaknya mencurahkan isi hati dan pikiran dengan cara menulis langsung.
Dikaitkan pada saat kuliah belajar menulis dengan Bapak Hernowo, Dilatih menulis selama 5 menit apa yang ada dipikiran kita langsung dituangkan melalui tulisan tanpa harus dikoreksi. Dengan cara menulis selama 5 menit itu data yang ada dipikiran saya telah dituangkan ditulisan itu walaupun hasilnya amburadul dan tidak nyambung.. hehe..
Sungguh sangat menarik sekali dengan pengajaran Bapak Hernowo, Bapak Bagiyono, beserta Bapak Karyana..
Adapun beberapa pertanyaan diantaranya :
1. Bagaimana cara untuk menyajikan tulisan yang bermakna?
2. Adakah cara untuk menghilangkan rasa takut salah menulis ketika saat membuang pikiran?
3. Bagaimana caranya untuk mengatasi "lupa" pada saat setelah membaca dan nantinya hasil bacaan itu akan dituangkan melalui tulisan dengan bahasa kita sendiri.?
Terimakasih
Coba aj kalau kita sedang galau banyak masalah, kesel sama pacar kalau dituangkan langsung dengan menulis, setelah nya serasa plong. Entah apa yang ditulis yang penting semua beban hilang.
Saya punya hobi menulis dairy dari semenjak kelas 3 SD. Disaat dairy itu dibaca kembali setelah beberapa lama, kata-katanya aneh sekali hehehe.. Orang tertutup seperti saya lebih enaknya mencurahkan isi hati dan pikiran dengan cara menulis langsung.
Dikaitkan pada saat kuliah belajar menulis dengan Bapak Hernowo, Dilatih menulis selama 5 menit apa yang ada dipikiran kita langsung dituangkan melalui tulisan tanpa harus dikoreksi. Dengan cara menulis selama 5 menit itu data yang ada dipikiran saya telah dituangkan ditulisan itu walaupun hasilnya amburadul dan tidak nyambung.. hehe..
Sungguh sangat menarik sekali dengan pengajaran Bapak Hernowo, Bapak Bagiyono, beserta Bapak Karyana..
Adapun beberapa pertanyaan diantaranya :
1. Bagaimana cara untuk menyajikan tulisan yang bermakna?
2. Adakah cara untuk menghilangkan rasa takut salah menulis ketika saat membuang pikiran?
3. Bagaimana caranya untuk mengatasi "lupa" pada saat setelah membaca dan nantinya hasil bacaan itu akan dituangkan melalui tulisan dengan bahasa kita sendiri.?
Terimakasih
No comments:
Post a Comment